Kamis, 22 November 2012


KIAT MENDIDIK AKHLAK KEPADA ANAK

Akhlak merupakan tujuan akhir dari pendidikan Islam, karenaRasulullah saw. ditutus ke muka bumi adalah dalam rangka untukmenyempurnakan akhlak yang mulia. Karena itu, bagi umat Islam akhlakmenjadi sangat penting untuk mendasari seluruh tingkah lakunya dalamkehidupan sehari-hari. Karena itu pula, penanaman akhlak kepada anak-anak dan generasi muslim sangat penting sejak usia dini atau anak-anak,agar kelak ketika dewasa, mereka bisa menjadi generasi penerus yangberkahlak karimah.
 Tidak ada teori yang pasti memang dalam menanamkan akhlakkepada manusia. Rasulullah sendiri mengajarkan akhlak kepada parasahabat dengan cara yang bermacam-macam, yang dimulai dari dirinyasendiri sebagai suritauladan dan sebagainya. Namun tentunya ada cara-cara yang efektif dan tidak efektif dalam penanaman akhlak tersebut.Salah seorang ulama besar, yang sangat peduli kepada penanamanakhlak ini adalah imam Al-Ghazali dalam kitab Ihyaululumuddin-nya. Diamemiliki kiat-kiat tertentu dalam penanaman akhlak kepada anak,terutama yang dilakukan oleh orang tua, sehingga akhlak mereka menjadibaik.
Al-Ghazali meringkas metode mendidik akhlak pada usia anakdalam bentuk kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan orang tuakepada anaknya. Metode tersebut adalah:
1. Orang tua harus mendidik, mengarahkan dan mengajarkan anaknyabudi pekerti yang baik dan memeliharanya dari teman-teman yangberakhlak jelek.
2. Tidak menjadikan anak-anak senang bersolek dan senang kepadasesuatu yang glamor, supaya tidak terbiasa bersenang-senang, yangakan meyulitkan perkembangannya setelah itu.
3. Jika orang tua melihat anaknya memiliki daya hayal yang tinggi dancita-cita yang tinggi dalam kehidupan, maka ketahuilah bahwa diamemiliki akal yang cemerlang dan perkembangan akalnya sedini inimerupakan perkara yang besar. Maka demi kebaikanperkembangannya, dia perlu dibantu dalam pendidikan danpengajaran.
4. Ketahuilah bahwa kejahatan yang pertama kali mempengaruhiseorang anak adalah ketamakannya pada makanan, karena itu,seharusnya orang tua mendidik anaknya dalam hal ini,membiasakannya mengambil makanan dengan tangan kanannya, danmemulai dengan ucapan basmalah.
5. Membiasakannya memakai pakain yang sopan dan bersahaja.
6. Dalam mendidiknya berpedoman pada prinsip pujian dan hukuman.Namun hukuman tidak diberikan dalam segala perkara, melainkandalam perkara-perkara tertentu. Begitu juga dalam memberikanhukuman sebaiknya tidak dilakukan secara kasar dan terang-teranganagar anak tidak bertambah nakal.
7. Melarangnya tidur siang dan melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi, karena biasanya seseorang tidak melakukan sesuatusecara sembunyi-sembunyi kecuali sesuatu yang buruk, sertamembiasakannya untuk bergerak dan berolah raga.
8. Melarangnya agar tidak menyombongkan diri kepada teman-temanya atas apa yang dimilikinya atau dimiliki orang tuanya, danmembiasakannya untuk bersikap tawadu’.
9. Membiasakannya agar senang memberi bukan meminta-mintawalaupun miskin.
10.Membiasakannya berperilaku etis di dalam majlis, etis dalam berbicaradan melarangnya untuk banyak omong.
11.Melarangnya untuk bersumpah baik jujur maupun bohong, danmembiasakannya berbuat sabar dan tahan dalam memikul beban.
12.Membolehkannya bermain setelah belajar supaya dia memilikisemangat dan kecerdasan baru serta tidak merasa berat dalammenangkap ilmu.
13.Menakut-nakutinya agar tidak mencuri, menipu, makan barang haramdan akhlak tercela lainnya.
14.Apabila telah sampai pada umur tamyiz, seyogyanya orang tua tidakmempermudahnya dalam urusan syariat. Demikianlah beberapa kiat yang diajarkan oleh Al-Ghazali dalammenanamkan akhlak kepada anak-anak kita, semoga para orang tuadapat menerapkan kiat-kiat Al-Ghazali di atas, sehingga anak-anakmereka kelak menjadi anak-anak yang berakhlak mulia.
Wallahu a’lamAkhlak merupakan tujuan akhir dari pendidikan Islam, karenaRasulullah saw. ditutus ke muka bumi adalah dalam rangka untukmenyempurnakan akhlak yang mulia. Karena itu, bagi umat Islam akhlakmenjadi sangat penting untuk mendasari seluruh tingkah lakunya dalamkehidupan sehari-hari. Karena itu pula, penanaman akhlak kepada anak-anak dan generasi muslim sangat penting sejak usia dini atau anak-anak,agar kelak ketika dewasa, mereka bisa menjadi generasi penerus yangberkahlak karimah.
 Tidak ada teori yang pasti memang dalam menanamkan akhlakkepada manusia. Rasulullah sendiri mengajarkan akhlak kepada parasahabat dengan cara yang bermacam-macam, yang dimulai dari dirinyasendiri sebagai suritauladan dan sebagainya. Namun tentunya ada cara-cara yang efektif dan tidak efektif dalam penanaman akhlak tersebut.Salah seorang ulama besar, yang sangat peduli kepada penanamanakhlak ini adalah imam Al-Ghazali dalam kitab Ihyaululumuddin-nya. Diamemiliki kiat-kiat tertentu dalam penanaman akhlak kepada anak,terutama yang dilakukan oleh orang tua, sehingga akhlak mereka menjadibaik.
Al-Ghazali meringkas metode mendidik akhlak pada usia anakdalam bentuk kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan orang tuakepada anaknya. Metode tersebut adalah:
1. Orang tua harus mendidik, mengarahkan dan mengajarkan anaknyabudi pekerti yang baik dan memeliharanya dari teman-teman yangberakhlak jelek.
2. Tidak menjadikan anak-anak senang bersolek dan senang kepadasesuatu yang glamor, supaya tidak terbiasa bersenang-senang, yangakan meyulitkan perkembangannya setelah itu.
3. Jika orang tua melihat anaknya memiliki daya hayal yang tinggi dancita-cita yang tinggi dalam kehidupan, maka ketahuilah bahwa diamemiliki akal yang cemerlang dan perkembangan akalnya sedini inimerupakan perkara yang besar. Maka demi kebaikanperkembangannya, dia perlu dibantu dalam pendidikan danpengajaran.
4. Ketahuilah bahwa kejahatan yang pertama kali mempengaruhiseorang anak adalah ketamakannya pada makanan, karena itu,seharusnya orang tua mendidik anaknya dalam hal ini,membiasakannya mengambil makanan dengan tangan kanannya, danmemulai dengan ucapan basmalah.
5. Membiasakannya memakai pakain yang sopan dan bersahaja.
6. Dalam mendidiknya berpedoman pada prinsip pujian dan hukuman.Namun hukuman tidak diberikan dalam segala perkara, melainkandalam perkara-perkara tertentu. Begitu juga dalam memberikanhukuman sebaiknya tidak dilakukan secara kasar dan terang-teranganagar anak tidak bertambah nakal.
7. Melarangnya tidur siang dan melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi, karena biasanya seseorang tidak melakukan sesuatusecara sembunyi-sembunyi kecuali sesuatu yang buruk, sertamembiasakannya untuk bergerak dan berolah raga.
8. Melarangnya agar tidak menyombongkan diri kepada teman-temanya atas apa yang dimilikinya atau dimiliki orang tuanya, danmembiasakannya untuk bersikap tawadu’.
9. Membiasakannya agar senang memberi bukan meminta-mintawalaupun miskin.
10.Membiasakannya berperilaku etis di dalam majlis, etis dalam berbicaradan melarangnya untuk banyak omong.
11.Melarangnya untuk bersumpah baik jujur maupun bohong, danmembiasakannya berbuat sabar dan tahan dalam memikul beban.
12.Membolehkannya bermain setelah belajar supaya dia memilikisemangat dan kecerdasan baru serta tidak merasa berat dalammenangkap ilmu.
13.Menakut-nakutinya agar tidak mencuri, menipu, makan barang haramdan akhlak tercela lainnya.
14.Apabila telah sampai pada umur tamyiz, seyogyanya orang tua tidakmempermudahnya dalam urusan syariat. Demikianlah beberapa kiat yang diajarkan oleh Al-Ghazali dalammenanamkan akhlak kepada anak-anak kita, semoga para orang tuadapat menerapkan kiat-kiat Al-Ghazali di atas, sehingga anak-anakmereka kelak menjadi anak-anak yang berakhlak mulia.
Wallahu a’lam


2 komentar: