Sabtu, 24 November 2012




Tips Mendidik Anak



bismillahirrahmanirrahim
Salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggalkan dunia ini adalah “anak yang sholeh/sholehah”. Doa anak yang sholeh juga merupakan salah satu doa yang insya Allah dikabulkan oleh-Nya. Bagaimana cara untuk mendidik anak kita menjadi anak yang sholeh? Didiklah ia dengan cara yang islami, seperti beberapa tips berikut ini:
  1. Biasakan anak kita bangun pada waktu shubuh. Contoh: sejak usia dini, ajaklah ia sholat shubuh bersama atau berjamaah di mesjid.
  2. Berikan ia lingkungan pergaulan dan pendidikan yang islami. Contoh: sejak dini ikutkan anak kita dalam TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), mengikuti kursus di mesjid, dsb.
  3. Berikan teladan, bukan hanya perintah yang egois. Contoh: jangan hanya menyuruh ia belajar mengaji atau sholat, namun kita sendiri tidak melakukannya.
  4. Ajak anak kita untuk mengunjungi mesijd secara rutin. Contoh: secara rutin, ajaklah anak kita untuk berjamaah di mesjid.
  5. Perkenalkan batasan aurat sejak dini. Contoh: jika sejak dini kita biasakan anak perempuan kita menggunakan jilbab, maka saat dewasa ia justru akan merasa tidak nyaman jika memperlihatkan auratnya.
  6. Biasakan anak kita untuk selalu membawa perlengkapan sholat, terutama untuk anak perempuan.
  7. Minimalkan anak kita dalam mendengar musik-musik non islami. Sebaliknya, maksimalkan anak kita untuk mendengar ayat-ayat Al-Qur’an atau nasyid.
  8. Buatlah jadwal menonton TV dan dampingi anak ketika menonton. Jauhkan anak dari tontonan yang tidak mengandung unsur pendidikan, seperti: sinetron, film horor, film cengeng, dan lain-lain.
  9. Ajarkan nilai-nilai Islam secara langsung. Sampaikan nilai-nilai Islam yang kita kuasai kepada anak kita. Akan lebih baik jika dalam bentuk cerita yang menarik.
  10. Jadilah sahabat setia baginya. Jadikan ia nyaman untuk menjadikan kita tempat curhat yang utama sehingga kita akan selalu mengetahui masalahnya.
  11. Ciptakan suasana hangat dan harmonis dalam keluarga. Jika keluarga tidak lagi terasa hangat baginya, anak akan mencari pelampiasan di tempat lain.
  12. Lakukan semua tips di atas dengan bijak, sabar dan konsisten. Jangan pernah menggunakan kekerasan dan hindari sikap emosional yang dapat membuatnya sakit hati.



Semoga tips-tips ini dapat membantu kita menjadi orang tua yang baik bagi anak kita dan mengajaknya bersama-sama masuk ke dalam surga-Nya yang kekal. Amin.
alhamdulillahirabbilalaminReferensi:
  1. “Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendo’akan kebaikan baginya“. [HR. Muslim dalam Kitab Al-Washiyyah (4199)]
  2. http://auliyaa.blogdetik.com/2008/12/01/kiat-mendidik-anak-agar-sholeh-sholehah




Kamis, 22 November 2012




Bagaimana Cara Mendidik Anak?

Bismilllah, makin lama zaman semakin maju maka berubah alat elektronika semakin canggih, dan semakin lama kerusakan zaman bertambah, apalagi masalah pendidik anak dan pergaulan anak zaman sekarang makin rusak, di antara nya: banyak anak yang pergaulan bebas gara-gara tidak di perhatikan sama orang tua nya, kebanyakan orang tua sibuk pada urusan masing-masing mencari uang dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan sang anak ter pasebut. Tapi mereka tidak memikirkan dampak dari semuanya yang mereka lakukan, pada hal seorang anak butuh pehatian dan kasih sayang dari orang tua nya, dalam agama pun ajarkan gimana cara mengurus anak dan mendidiknya, supaya tidak terjerumus dari kemaksiatan

Gambar.1


Allah ta’ala bersabda:
Artinya:
Wahai orang-orang beriman lindunginlah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka (al-tahrim: 6).
Semua orang tua berperan penting terhadap pergaulan dan pendidikan sang anak, orang tua tidak bisa mengasih tanggu jawab pendidikan anak sepenuhnya kepada pembantu atau kepada sekolah. Yang paling penting mendidik akhlak nya, gimana cara nya anak sopan santun, menghormati dan menghargai orang lain, dan mengetahui akhlak-akhlak yang terpuji, Sedangkan orang tua nya tidak mengajarkan itu kepada anak nya?
Allah ta’ala berfirman:
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia member pelajaran kepadanya: Hai anakku janganlah kamu mempersukutukan Allah, sesungguh nya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang sangat besarpada. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu dan Bapaknya, ibu telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapih dalam dua tahun bersyukurlah kepada ku dan kepada dua orang ibu dan bapakmu, hanya kepadakulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersukutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka jangan lah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaku, kemudian hanya kepadakulah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Gambar.2

 (Luqman berkata) : ” Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu atau dilangit atau di dalam bumi, niscaya allah akan mendatangkannya (membalasnya) sesungguhnya allah maha halus lagi maha mengetahui. Hai anakku dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh allah). Dan janganlah kamu memalingkan muka kamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya allah todak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara keledai (Luqman: 13-19).

Gambar.3

Faedah yang bisa di petik dalam surat di atas:
1. Di syareatkan kepada orang tua memberi naasehat kepada anaknya dalam perkara yang bermanfaat dalam dunia dan akhirat.
2. Memulainya dengan tauhid dan memperingatkan dari kemusyrikan karena itu adalah suatu kedzaliman yang menghapuskan amalan baik.
3. Wajibnya bersyukur kepada Allah dan orang tua, dan wajibnya berbakti kepada orang tua.
4. Wajibnya taat kepada kedua orang tua selama tidak bermaksiat kepada Allah, (Rasulullah berkata: “Tidak ada ketaatan kepada seorang pun dalam bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam perkara yang baik), (Muttafaqun alaihi)
5. Wajibnya mengikuti jalannya orang-orang mukmin dan muwahidin, dan terlarangnya mengikuti jalan orang-orang ahli bid’ah.
6. Keharusan merasa selalu di awasi oleh Allah, dan tidak boleh meremehkan perkara baik dan buruk sekecil apapun.
7. Wajibnya mendirikan shalat dengan rukun-rukunnya dan kewajibannya beserta tu’maninah di dalamnya.
8. Wajibnya menyuruh kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran berdasarkan ilmu, dan kelembutan sesuai kemampuan dengan hikamah dan nasehat yang baik,
Rasulullah berkata:
(Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hilangkanlah itu dengan tangan. jika tidak bisa, maka (hilngkan) dengan lisan, jika tidak bisa dengan hati. Dan itu selemah-lemahnya iman) riwayat Muslim.
9. Kewajiban Bersabarlah atas gangguan bagi orang yang melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar.
10. Haramnya takabur dan sombong dalam berjalan.
11. Bersifat per dalam berjalan, tidak dipercepat dan tidak diperlambat.
12. Tidaklah mengakat suara berlebihan tidak ada kebutuhannya, karena dari kebiasan keledai.
13. Bersikap adil terhadap perkara dari perkara-perkaranya.

KIAT MENDIDIK AKHLAK KEPADA ANAK

Akhlak merupakan tujuan akhir dari pendidikan Islam, karenaRasulullah saw. ditutus ke muka bumi adalah dalam rangka untukmenyempurnakan akhlak yang mulia. Karena itu, bagi umat Islam akhlakmenjadi sangat penting untuk mendasari seluruh tingkah lakunya dalamkehidupan sehari-hari. Karena itu pula, penanaman akhlak kepada anak-anak dan generasi muslim sangat penting sejak usia dini atau anak-anak,agar kelak ketika dewasa, mereka bisa menjadi generasi penerus yangberkahlak karimah.
 Tidak ada teori yang pasti memang dalam menanamkan akhlakkepada manusia. Rasulullah sendiri mengajarkan akhlak kepada parasahabat dengan cara yang bermacam-macam, yang dimulai dari dirinyasendiri sebagai suritauladan dan sebagainya. Namun tentunya ada cara-cara yang efektif dan tidak efektif dalam penanaman akhlak tersebut.Salah seorang ulama besar, yang sangat peduli kepada penanamanakhlak ini adalah imam Al-Ghazali dalam kitab Ihyaululumuddin-nya. Diamemiliki kiat-kiat tertentu dalam penanaman akhlak kepada anak,terutama yang dilakukan oleh orang tua, sehingga akhlak mereka menjadibaik.
Al-Ghazali meringkas metode mendidik akhlak pada usia anakdalam bentuk kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan orang tuakepada anaknya. Metode tersebut adalah:
1. Orang tua harus mendidik, mengarahkan dan mengajarkan anaknyabudi pekerti yang baik dan memeliharanya dari teman-teman yangberakhlak jelek.
2. Tidak menjadikan anak-anak senang bersolek dan senang kepadasesuatu yang glamor, supaya tidak terbiasa bersenang-senang, yangakan meyulitkan perkembangannya setelah itu.
3. Jika orang tua melihat anaknya memiliki daya hayal yang tinggi dancita-cita yang tinggi dalam kehidupan, maka ketahuilah bahwa diamemiliki akal yang cemerlang dan perkembangan akalnya sedini inimerupakan perkara yang besar. Maka demi kebaikanperkembangannya, dia perlu dibantu dalam pendidikan danpengajaran.
4. Ketahuilah bahwa kejahatan yang pertama kali mempengaruhiseorang anak adalah ketamakannya pada makanan, karena itu,seharusnya orang tua mendidik anaknya dalam hal ini,membiasakannya mengambil makanan dengan tangan kanannya, danmemulai dengan ucapan basmalah.
5. Membiasakannya memakai pakain yang sopan dan bersahaja.
6. Dalam mendidiknya berpedoman pada prinsip pujian dan hukuman.Namun hukuman tidak diberikan dalam segala perkara, melainkandalam perkara-perkara tertentu. Begitu juga dalam memberikanhukuman sebaiknya tidak dilakukan secara kasar dan terang-teranganagar anak tidak bertambah nakal.
7. Melarangnya tidur siang dan melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi, karena biasanya seseorang tidak melakukan sesuatusecara sembunyi-sembunyi kecuali sesuatu yang buruk, sertamembiasakannya untuk bergerak dan berolah raga.
8. Melarangnya agar tidak menyombongkan diri kepada teman-temanya atas apa yang dimilikinya atau dimiliki orang tuanya, danmembiasakannya untuk bersikap tawadu’.
9. Membiasakannya agar senang memberi bukan meminta-mintawalaupun miskin.
10.Membiasakannya berperilaku etis di dalam majlis, etis dalam berbicaradan melarangnya untuk banyak omong.
11.Melarangnya untuk bersumpah baik jujur maupun bohong, danmembiasakannya berbuat sabar dan tahan dalam memikul beban.
12.Membolehkannya bermain setelah belajar supaya dia memilikisemangat dan kecerdasan baru serta tidak merasa berat dalammenangkap ilmu.
13.Menakut-nakutinya agar tidak mencuri, menipu, makan barang haramdan akhlak tercela lainnya.
14.Apabila telah sampai pada umur tamyiz, seyogyanya orang tua tidakmempermudahnya dalam urusan syariat. Demikianlah beberapa kiat yang diajarkan oleh Al-Ghazali dalammenanamkan akhlak kepada anak-anak kita, semoga para orang tuadapat menerapkan kiat-kiat Al-Ghazali di atas, sehingga anak-anakmereka kelak menjadi anak-anak yang berakhlak mulia.
Wallahu a’lamAkhlak merupakan tujuan akhir dari pendidikan Islam, karenaRasulullah saw. ditutus ke muka bumi adalah dalam rangka untukmenyempurnakan akhlak yang mulia. Karena itu, bagi umat Islam akhlakmenjadi sangat penting untuk mendasari seluruh tingkah lakunya dalamkehidupan sehari-hari. Karena itu pula, penanaman akhlak kepada anak-anak dan generasi muslim sangat penting sejak usia dini atau anak-anak,agar kelak ketika dewasa, mereka bisa menjadi generasi penerus yangberkahlak karimah.
 Tidak ada teori yang pasti memang dalam menanamkan akhlakkepada manusia. Rasulullah sendiri mengajarkan akhlak kepada parasahabat dengan cara yang bermacam-macam, yang dimulai dari dirinyasendiri sebagai suritauladan dan sebagainya. Namun tentunya ada cara-cara yang efektif dan tidak efektif dalam penanaman akhlak tersebut.Salah seorang ulama besar, yang sangat peduli kepada penanamanakhlak ini adalah imam Al-Ghazali dalam kitab Ihyaululumuddin-nya. Diamemiliki kiat-kiat tertentu dalam penanaman akhlak kepada anak,terutama yang dilakukan oleh orang tua, sehingga akhlak mereka menjadibaik.
Al-Ghazali meringkas metode mendidik akhlak pada usia anakdalam bentuk kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan orang tuakepada anaknya. Metode tersebut adalah:
1. Orang tua harus mendidik, mengarahkan dan mengajarkan anaknyabudi pekerti yang baik dan memeliharanya dari teman-teman yangberakhlak jelek.
2. Tidak menjadikan anak-anak senang bersolek dan senang kepadasesuatu yang glamor, supaya tidak terbiasa bersenang-senang, yangakan meyulitkan perkembangannya setelah itu.
3. Jika orang tua melihat anaknya memiliki daya hayal yang tinggi dancita-cita yang tinggi dalam kehidupan, maka ketahuilah bahwa diamemiliki akal yang cemerlang dan perkembangan akalnya sedini inimerupakan perkara yang besar. Maka demi kebaikanperkembangannya, dia perlu dibantu dalam pendidikan danpengajaran.
4. Ketahuilah bahwa kejahatan yang pertama kali mempengaruhiseorang anak adalah ketamakannya pada makanan, karena itu,seharusnya orang tua mendidik anaknya dalam hal ini,membiasakannya mengambil makanan dengan tangan kanannya, danmemulai dengan ucapan basmalah.
5. Membiasakannya memakai pakain yang sopan dan bersahaja.
6. Dalam mendidiknya berpedoman pada prinsip pujian dan hukuman.Namun hukuman tidak diberikan dalam segala perkara, melainkandalam perkara-perkara tertentu. Begitu juga dalam memberikanhukuman sebaiknya tidak dilakukan secara kasar dan terang-teranganagar anak tidak bertambah nakal.
7. Melarangnya tidur siang dan melakukan sesuatu secara sembunyi-sembunyi, karena biasanya seseorang tidak melakukan sesuatusecara sembunyi-sembunyi kecuali sesuatu yang buruk, sertamembiasakannya untuk bergerak dan berolah raga.
8. Melarangnya agar tidak menyombongkan diri kepada teman-temanya atas apa yang dimilikinya atau dimiliki orang tuanya, danmembiasakannya untuk bersikap tawadu’.
9. Membiasakannya agar senang memberi bukan meminta-mintawalaupun miskin.
10.Membiasakannya berperilaku etis di dalam majlis, etis dalam berbicaradan melarangnya untuk banyak omong.
11.Melarangnya untuk bersumpah baik jujur maupun bohong, danmembiasakannya berbuat sabar dan tahan dalam memikul beban.
12.Membolehkannya bermain setelah belajar supaya dia memilikisemangat dan kecerdasan baru serta tidak merasa berat dalammenangkap ilmu.
13.Menakut-nakutinya agar tidak mencuri, menipu, makan barang haramdan akhlak tercela lainnya.
14.Apabila telah sampai pada umur tamyiz, seyogyanya orang tua tidakmempermudahnya dalam urusan syariat. Demikianlah beberapa kiat yang diajarkan oleh Al-Ghazali dalammenanamkan akhlak kepada anak-anak kita, semoga para orang tuadapat menerapkan kiat-kiat Al-Ghazali di atas, sehingga anak-anakmereka kelak menjadi anak-anak yang berakhlak mulia.
Wallahu a’lam


Selasa, 20 November 2012


CARA MENDIDIK AKHLAK ANAK 



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,  
“Anak adalah amanah, anugerah, dan cobaan. Dia adalah titipan Illahi untuk (sibghah) menjadi 
generasi Rabbani. Karena anak pada hakikatnya adalah ibarat kertas putih, sebagaimana sabda 
Rasulullah SAW, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan  fitrah, kedua orang tuanyalah yang 
menjadikannya Nasrani, Yahudi atau Majusi.” (HR Bukhari).  
Ketahuilah, bahwa cara mendisiplinkan anak merupakan persoalan yang paling penting dan 
mendesak di antara yang lain.  Anak amanah bagi orang tuanya, sebab hatinya yang suci laksana 
permata tak ternilai yang belum dipakai atau dibentuk. Ia menerima segala bentuk yang ditorehkan dan 
condong kearah mana saja dicondongkan. Jika diajarkan kebaikan, maka akan didapat kebahagiaan di 
dunia dan akhirat. Sedangkan jika dibiasakan dan diajarkan   kejahatan akan tumbuh liar bagaikan 
hewan, tentu akan celaka. Allah SWT berfirman,  Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksaan api 
neraka.  Seorang ayah mungkin berusaha melindungi  anaknya di dunia, namun jauh lebih penting 
melindungi anaknnya dari api neraka. Caranya adalah dengan mendisiplinkannya, mendidiknya dan 
mengajarinya tentang kebaikan akhlak serta melindunginya dari teman-teman  yang berperangai buruk. 
Tidak memanjakannya, dan tidak membuatnya menggandrungi kemewahan dan kemegahan duniawi. 
Oleh karena itu, hendaklah orang tua selalu memperhatikan anaknya sejak usia dini sehingga tidak akan 
diizinkan untuk minum/makan yang berasal dari makanan haram, sehingga tidak diperoleh keberkahan 
dalam hidupnya, yang dapat membentuk wataknya yang buruk sehingga cenderung melakukan 
perbuatan yang tercela.
Gambar.1


1. Hendaklah perhatian ditingkatkan saat tanda kecerdasan tampak dalam diri anak. Tanda yang 
pertama adalah rasa malu, sebab ketika mulai merasa malu terhadap perbuatan tertentu, inilah 
karunia Allah yang merupakan pertanda baik yang menunjukkan keseimbangan akhlaknya dan 
ketulusan hatinya.  

2. Hendaklah dididik dari sifat rakus terhadap makanan, misalnya harus mengambil makanan dengan 
tangan kanannya, mengajarkannya mengucapkan Bismillah ketika mulai makan, makan dari tempat 
terdekat dengan dirinya, tidak merebut makanan orang lain, serta ditanamkan rasa tidak suka makan 
makanan dalam porsi yang besar karena banyak  makan membuat seseorang menjadi tidak ada 
bedanya dengan hewan. Kepadanya harus ditanamkan rasa senang memberikan makanan yang 
lebih baik untuk orang lain dan dianjurkan untuk bersikap wajar terhadap makanan dan tidak mencela 
makanan yang kurang enak. 

3. Hendaknya ditanamkan rasa suka  terhadap pakaian putih  daripada warna lain atau kain sutera, 
sehingga terjaga dari kebiasaan hidup mewah, bersenang-senang dan mengenakan pakaian mahal. 
Sesungguhnya anak yang sejak kecil kurang diperhatikan biasanya akan tumbuh dengan perangai 
yang buruk, pendusta, pendengki, keras kepala, suka mencuri, memfitnah, bercanda dan tertawa 
berlebihan, licik dan amoral. 

4. Hendaknya disibukkan oleh kegiatan mempelajari Al-Quran, hadist dan riwayat-riwayat tentang 
orang-orang yang baik, untuk menumbuhkan dalam jiwanya rasa cinta terhadap orang-orang saleh. 
Kemudian ketika sifat baik dan amal saleh ditunjukkan, maka harus diberikan apresiasi yang 
menggembirakan hatinya. Tetapi sebaliknya, jika melakukan hal yang buruk, hendaklah  seakanakan diabaikan, disembunyikan, tidak diungkapkan ke orang lain. Seandainya ia mengulangi perbuatan itu sekali lagi, maka harus dimarahi tanpa sepengetahuan orang dan disadarkan bahwa 
perbuatannya itu cukup serius.  

Gambar.2


5. Hendaklah orangtua tidak terus-menerus memarahi anak, sebab membuatnya kebal akibatnya tetap 
melakukan perbuatan buruk. Hendaknya seorang ayah menjaga kewibawaan ucapannya dan hanya 
memarahi  bila tidak ada pilihan lain. Ibulah yang memperingatkan anak dengan menyebut ayahnya. 

6. Hendaklah dilarang tidur siang hari, karena dapat menimbulkan sikap malas. Harus dibiasakan untuk 
berjalan, bergerak dan berolahraga pada siang hari sehingga terbebas dari rasa malas.  Janganlah 
anak dibiarkan gemuk karena akan  sulit menjauhi sikap manja. Sebaliknya, hendaknya dibiasakan 
mengenakan pakaian dan makan makanan sederhana. 

7. Hendaknya dilarang melakukan sesuatu secara  diam-diam, sebab akan terbiasa melakukan 
perbuatan buruk. Hendaknya dilarang membanggakan harta orangtuanya, namun dibiasakan 
bersikap rendah hati, pemurah dan santun dalam berbicara. Hendaknya dilarang menerima apapun 
dari anak lain, sebaliknya kepadanya harus diajarkan bahwa kemuliaan terletak pada sikap memberi. 
Hendaknya kepada anak diajarkan  tentang keburukan mencintai dan ketamakan terhadap emas, 
perak. 

8. Hendaklah dibiasakan untuk tidak meludah, menguap atau menyusut ingus di hadapan orang lain, 
tidak memunggungi siapapun, menyilangkan kaki, menopang dagu atau mengganjal kepalanya 
dengan tangannya, karena perbuatan semacam itu  menunjukkan kemalasan. Haruslah diajari 
mengenai cara duduk dan dilarang untuk terlalu banyak berbicara. Hendaklah  dilarang bersumpah 
terhadap sesuatu, baik benar maupun salah. Sebaiknya diajari mendengarkan dengan cermat setiap 
kali orang yang lebih tua berbicara dan bangkit dari duduknya setiap kali orang yang lebih tua masuk, 
menyediakan tempat untuknya. Hendaklah dilarang berbicara seenaknya, mengutuk, menghina 
seseorang atau bergaul  dengan orang yang demikian. Kebiasaan buruk akan muncul dari teman 
sepergaulan yang buruk. Dan sesungguhnya prinsip pendidikan adalah menjauhkannya dari teman 
sepergaulan yang buruk. 

Gambar.3


9. Hendaklah setelah mengikuti pelajaran, agar diizinkan bermain dan diberi kesempatan beristirahat, 
untuk mencegah anak menguras tenaga untuk selalu belajar yang akan mematikan hatinya, merusak 
kecerdasannya dan menghambat gairah hidupnya. 

10. Hendaknya diajarkan sikap patuh terhadap orangtua, guru dan orang yang lebih tua. 
Kemudian ketika anak mencapai usia remaja, hendaknya tidak melalaikan kewajiban berwudhu 
dan shalat serta diperintahkan berpuasa di bulan Ramadhan. Diingatkan bahwa makanan hanya sarana 
mempertahankan kesehatan dan bahwa tujuannya menjadikan seorang manusia kuat menjalankan 
ibadah kepada Allah SWT, mengingat tak satupun yang kekal didalamnya serta  kematian akan memutus 
kenikmatannya. Sesungguhnya, dunia hanyalah tempat persinggahan, bukan tempat tinggal abadi. 
Akhiratlah yang merupakan tempat tinggal abadi. Sesungguhnya kematian menanti setiap saat, 
karenanya orang yang cerdas dan berakal adalah orang yang menyiapkan bekal di dunia untuk 
keperluan di akhirat sehingga beroleh derajat yang tinggi di sisi Allah dan kebahagiaan melimpah di 
surga. Jika pendidikan pada masa anak baik, maka akan berkesan dan berpengaruh kuat di dalam 
hatinya laksana tulisan di atas batu. 
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh,

berikut kutipan ceramah dari Prof. DR. H. M QURAISH SHIHAB, kajian terhadap Anak